Lebih baik sakit gigi daripada sakit hati

“Lebih baik sakit gigi daripada sakit hati….”

Segitunya sakit hati dibandingkan dengan sakit gigi. Kata orang sakit hati itu menyakitkan, nah berarti memang sakit gigi itu sakitnya bukan main ya…saya memang pernah sakit gigi, tapi rasanya ekspresi saya tidak seperti ekspresi suami, kakak atau orang lain bahkan anak saya yang baru tumbuh gigi. Ekspresinya aduuuh, sepertinya tuh sakit bangeeet, jadi sensi, lemah letih lesu, tidak bersemangat plus manja.

ini saya mau ngomongin anak yang baru tumbuh gigi ceritanya, hehehe

3 hari 2 malam saya ditemplokin/ditempelin erat sama anak saya yg menggemaskan itu. Di satu sisi saya sangat bangga karena anak saya menunjukkan kebutuhannya akan saya, sayaaaaang banget sama saya, seolah-olah tidak ingin berpisah dengan saya, bahkan sama abinya aja dia harus menjalankan adegan meraung-raung kalau digendong. lucunya.

Namun disisi lain, dengan kondisi hamil, lumayan terkuras juga tenaga yg dibutuhkan untuk menggendong nonstop sang buah hati. Makan tenaga, makan perasaan juga, fiuuh (bunda-bunda ingat yaaaa…kudu sabaaaaar). Siang malam minta digendong, sudah tidur ditaro dikasur – sekejap langsung melek, mau mandi mau ganti baju – masih aja nempel sama umminya >_<, tidur pun sebentar-bentar, makan tidak sebanyak biasanya, untungnya minum masih mau banyak. Belum lagi kondisi demam yang tinggi.

Sesuai prinsip kami, anak baru akan diperiksakan ke dokter setelah 3 hari observasi, akhirnya kami membawa ke bidan untuk dilakukan pemeriksaan. Ternyata benar, gejala tumbuh gigi anak. Akhirnya diberikanlah paracetamol khusus balita oleh sang bidan untuk menurunkan panas tingginya yang mencapai 39 dercel. Alhamdulillahnya di hari ketiga pasca minum obat ini, si dede bisa tidur nyenyak, termasuk abi dan umminya ^_^.

Esok harinya sudah ceria, namun masih sering minta di gendong dan agak panas. Namun secara keseluruhan jauh lebih baik kondisinya dibandingkan sebelumnya.

Alhamdulillah, terlewati fase ujian TUMBUH GIGI ANAK ^_^

Sesungguhnya anak adalah ujian bagi kedua orang tuanya, namun tidak perlu bersedih hati, bahwa dibalik ujian terdapat pahala yang melimpah bagi yang sukses melewatinya dengan baik.

Sesungguhnya harta dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (At-Taghabun: 15)