Umroh, Hadiah Terindah

Mendengar berita keberangkatan kakak dan istrinya ke tanah suci Mekkah dalam rangka melaksanakan ibadah Umroh, membuat suasana hatiku menjadi sumringah sekaligus penuh syukur dan haru.

Kakakku menikahi seorang perempuan yang memiliki darah keturunan China (Singapura) dan dididik dengan ajaran Kristen oleh keluarganya. Berislam dan menikahi kakakku yang muslim, menjadi pilihan hidup dan ujian terbesarnya. Seketika keluarga yang menjadi tempat berlindung paling aman, berubah menjadi keluarga yang tidak berwelas kasih lagi. Wajar, karena berkaitan dengan perubahan keyakinan, hal essensial dalam hidup.

Bagi ayah dan ibuku, keyakinan menjadi harga termahal dari diri anaknya. Tak rela dirinya dibakar diakhir kelak nanti oleh Pencipta hanya karena titipan-Nya tidak dijaga dengan baik. Menyaksikan pilihan calon menantunya tersebut menimbulkan kebanggaan, ketakjuban dan harapan yang besar bagi sepasang insan tersebut yang lebih memilih pilihan terbaik dan benar. Dan aku, melihat ketegasan orang tuaku, aku juga cukup terharu, pemahaman mereka cukup baik tentang 1 hal ini. Bagaimana sebuah keyakinan tidak dapat ditukar meski dengan hadiah terindah sekalipun.

Dan benar saja, merinding sekaligus takjub dan haru, seiring dengan berjalannya waktu, kualitas keislaman kakak2ku tersayang itu menjadi jauh lebih baik. Sholat tidak ditinggalkan, sholat sunnah ditegakkan, qur’an dibaca, zakat infaq sadaqoh dijalankan, bahkan sekarang mereka berdua sedang pergi umroh, dan yang paling menakjubkan, menjadi hadiah terindah bagiku, dan juga tentunya kedua orang tuaku, mereka memberangkatkan kedua orang tuaku ke tanah suci (Umroh) dengan cuma-Cuma alias gratis! Allahu Akbar, Subhanallaah, Laa Haula Walaa Quwwata Ila Billaah..

Semoga Allah senantiasa memberkahi-mu Kak, menggantikan dengan yang lebih bahkan paling baik. Menambahkan kenikmatan beragama Islam, kenikmatan dunia, dan al akhirah, Allahumma aamiin.

Allah sudah menunjukkan kemaha kuasaannya, sebagaimana kakakku dipesimiskan oleh mertuanya menjadi laki2 yang tidak dapat membahagiakan istri dan anaknya (materi), apalagi mertuanya. Maka Allah SWT memberikan bukti dan mengabulkan harapan orangtuaku bahwa laki-laki ini menjadi pengusaha yang sukses, yang sudah menciptakan lapangan kerjanya sendiri, yang sudah beli property, mobil, jalan2 ke luar negeri, menghadiahi orang tua dan mertuanya dengan hasil jerih payahnya sendiri.

Allah SWT membuktikan janjinya, barang siapa yang mengejar akhirat, maka dunia akan mengikutinya.

 

Leave a comment